Senin, 21 Mei 2012

Ilmuwan Muslim: Al-Baytar, Sang Penemu Hindiba

Ilmuwan Muslim: Al-Baytar, Sang Penemu Hindiba

Pada era awal penemuan Hindiba, nama Ibnu Al-Baytar sangat kondang. Bernama lengkap Abu Muhammad Abdallah Ibnu Ahmad Ibnu Al-Baytar Dhiya Al-Din Al-Malaqi, dia dikenal sebagai ilmuwan Muslim legendaris di bidang botani (tetumbuhan) dan farmasi (obat-obatan) pada era kejayaan Islam. Dia lahir pada akhir abad ke-12 M di Kota Malaga (Spanyol).

Kegemarannya mempelajari tetumbuhan terlihat sedari kecil. Beranjak dewasa, dia pun belajar banyak mengenai ilmu botani kepada Abu Al-Abbas Al-Nabati yang pada masa itu merupakan ahli botani terkemuka.

Dari sinilah, Al-Baytar lantas banyak berkelana untuk mengumpulkan beragam jenis tumbuhan. Tahun 1219, dia melakukan perjalanan ekspedisi untuk mencari aneka jenis tumbuhan. Bersama beberapa pembantunya, Al-Baytar berkelana di sepanjang pantai utara Afrika dan Asia Timur Jauh.

Tempat-tempat penting yang pernah disinggahi antara lain, Bugia, Qastantunia (Konstantinopel), Tunisia, Tripoli, Barqa, dan Adalia. Setelah 1224, Al-Baytar bekerja untuk Al-Kamil, Gubernur Mesir, dan dipercaya menjadi kepala ahli tanaman obat.

Pada 1227, Al-Kamil mengekspansi kekuasaannya hingga Damaskus. Karena kesetiaannya, Al-Baytar selalu menyertainya di setiap perjalanan. Momen ini dimanfaatkan untuk banyak mengumpulkan tumbuhan. Ketika tinggal beberapa tahun di Suriah, Al-Baytar berkesempatan mengadakan penelitian tumbuhan di area yang sangat luas, termasuk Saudi Arabia dan Palestina. Sumbangsih utama Al-Baytar adalah kitab Al-Jami fi Al-Adwiya Al-Mufrada.

Kitab tersebut paling terkemuka dalam ilmu tumbuhan dan ilmu pengobatan Arab. Kitab ini menjadi rujukan para ahli tumbuhan dan obat-obatan hingga abad ke-16. Ensiklopedia tumbuhan yang ada dalam kitab ini mencakup 1.400 jenis. Isinya didominasi tumbuhan obat dan sayur-mayur.

Kelengkapan kitab ini membuatnya dirujuk oleh 150 penulis, terutama penulis dari Jazirah Arab. Sekitar 20 ilmuwan menerjemahkannya ke bahasa Latin. Publikasinya dimulai tahun 1758. Karya fenomenal kedua Al-Baytar adalah kitab Al-Mughni fi Al-Adwiya Al-Mufradayakni, sebuah ensiklopedia obat-obatan.

Di dalamnya, terdapat 20 bab tentang beragam khasiat tanaman yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Selain bahasa Arab, Baytar pun kerap memberikan nama Latin dan Yunani kepada tumbuhan, serta suka berbagi ilmu.

Kontribusi Al-Baytar tersebut merupakan hasil observasi dan penelitian selama bertahun-tahun. Karyanya kini amat memengaruhi perkembangan ilmu botani dan kedokteran, baik di Eropa maupun Asia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar